INTERNET ADDICTION
Pada awalnya, internet dirancang untuk memfasilitasi penelitian antar lembaga
akademik dan militer. Seiring perkembangan zaman, banyak orang telah
menggunakan media ini untuk berbagai keperluan, di mana fenomena ini menjadi
gempar di kalangan komunitas kesehatan mental dengan diskusi yang menempatkan
titik beratnya kepada kasus kecanduan internet. Gangguan kecanduan internet
meliputi banyak hal, seperti jejaring sosial, pornografi, judi online, game online,
chatting, dan lain-lain. Jenis kecanduan internet memang tidak tercantum dalam
diagnostik manual dan statistik gangguan mental, namun secara teknis, hal ini
dikatakan sangat relevan dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu, American
Psychological Association (APA) secara formal juga menyebutkan bahwa kecanduan
ini termasuk dalam salah satu gangguan.
Kecanduan internet atau yang biasa disebut dengan Internet Addiction
Disorder (IAD), menurut Stephen Juan, Ph.D, seorang antropolog dari University of
Sydney, antara lain:
• Selalu menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga menguras waktu
efektif yang ada.
• Pada saat tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri,
seperti cemas, gelisah, mudah tersinggung, menggigil, atau bermimpi
menggunakan internet.
• Mengakses internet lebih lama dari yang diniatkan pada awalnya.
• Kegiatan penting menjadi berkurang demi menggunakan internet.
• Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terganggu karena penggunaan
internet.
• Internet digunakan sebagai alat untuk melarikan diri.
• Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.
FAKTOR ETIOLOGI TERJADINYA ADDICTION
1. Cognitive-behavioral model
Peningkatan yang pesat dalam penggunaan internet mengakibatkan
penggunaan menjadi bermasalah, bahkan menjadi penyimpangan untuk beberapa
individu yang berupa kecanduan. Masalah yang memiliki korelasi yang erat dengan
penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan internet adalah ketidakmampuan untuk
berhenti mengakses internet, menghabiskan waktu semakin lama dengan internet, dan
perasaan rindu atau cemas ketika tidak menggunakan internet.
Cognitive-behavioral model mengenai IAD mendefinisikan penggunaan
internet secara sehat, seperti penggunaan internet untuk tujuan yang jelas dan dengan
jangka waktu yang dianggap wajar dalam kondisi tertentu.
Davis (2001) mengusulkan Pathological Internet Use (PIU) dengan
pendekatan cognitive-behavioral model, yang menekankan pikiran / kognisi individu
sebagai sumber utama perilaku abnormal. Davis menetapkan bahwa gejala kognitif
PIU bersifat serupa dengan dasar teori kognitif depresi, di mana menyebabkan gejala
emosional.
2. Neuropsychological Model
Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet saat
memenuhi salah satu dari tiga gejala berikut:
• Merasakan bahwa lebih mudah mengaktualisasikan diri secara online
dibanding secara nyata.
• Mengalami dysphoria dan tertekan setiap tidak ada waktu untuk mengakses
internet / akses internet rusak.
• Menyembunyikan penggunaan internet kepada keluarga / orang terdekat.
3. Situational factor
Faktor situasional juga memiliki peran dalam berlangsung / dimulainya
kecanduan internet, seperti di saat memiliki masalah dalam kehidupan nyata
(perceraian, kematian, dll), individu akan menyerap diri dalam dunia maya untuk
mengalihkan perhatiannya, di mana hal ini dapat terjadi secara terus menerus.
4. Compensation theory
Dalam psikologi, kompensasi diartikan sebagai sebuah strategi untuk
menutupi kekurangan baik nyata / khayalan, dan inferioritas pribadi / fisik.
Kompensasi yang positif dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitannya.
Namun, kompensasi negatif bersifat sebaliknya. Ada dua jenis kompensasi,
overcompensation ditandai dengan target keunggulan, upaya untuk berjuang, dan lainlain.
Dan undercompensation yang mencakup permintaan untuk bantuan, menutup
diri, dan takut untuk hidup.
JENIS-JENIS ADIKSI
Terdapat juga jenis-jenis dari IAD yang diambil dari Kimberly S. Young, et.
al. (2006), antara lain:
• Cyber-sexual addiction à kecanduan kepada hal-hal yang bersifat seksualitas
yang tersaji secara eksplisit, juga terlibat dalam pengunduhan dan distribusi
gambar-gambar khusus orang dewasa.
• Cyber-relationship addiction à individu yang kecanduan untuk ikut dalam
layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan
pertemanan online, bahkan terikat dalam perselingkuhan virtual.
• Net compulsions à kecanduan perjudian, belanja, dan perdagangan online.
• Information overload à mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
• Computer addiction à bermain game komputer yang bersifat obsesif.
Referensi:
Young, Kimberly S. 1999. Internet Addiction: Symptoms, Evaluation, and Treatment.
Innovations in Clinical Practice Vol. 17. Sarasota, FL: Professional Resource Press.
Demetrovic, Zsolt, et.al. 2008. The three-factor model of Internet addiction: the
development of the Problematic Internet Use Questionnaire.
http://ldysinger.stjohnsem.edu/@books/Gackenbach_Internet/06_internetaddiction.
htm
http://www.ritahanjaya.com/2013/11/internet-addiction-faktor-etiologi.html
http://cdn.intechopen.com/pdfs/31830/InTech-
Internet_addiction_and_its_cognitive_behavioral_therapy.pdf
https://sharfinajusticia.wordpress.com/2013/11/22/adiksi-media-sosial-twitter/
2PA04 - Tugas 1 - Kelompok 5 - Psikologi dan Internet dalam Lingkup Intrapersonal 3
Pada awalnya, internet dirancang untuk memfasilitasi penelitian antar lembaga
akademik dan militer. Seiring perkembangan zaman, banyak orang telah
menggunakan media ini untuk berbagai keperluan, di mana fenomena ini menjadi
gempar di kalangan komunitas kesehatan mental dengan diskusi yang menempatkan
titik beratnya kepada kasus kecanduan internet. Gangguan kecanduan internet
meliputi banyak hal, seperti jejaring sosial, pornografi, judi online, game online,
chatting, dan lain-lain. Jenis kecanduan internet memang tidak tercantum dalam
diagnostik manual dan statistik gangguan mental, namun secara teknis, hal ini
dikatakan sangat relevan dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu, American
Psychological Association (APA) secara formal juga menyebutkan bahwa kecanduan
ini termasuk dalam salah satu gangguan.
Kecanduan internet atau yang biasa disebut dengan Internet Addiction
Disorder (IAD), menurut Stephen Juan, Ph.D, seorang antropolog dari University of
Sydney, antara lain:
• Selalu menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga menguras waktu
efektif yang ada.
• Pada saat tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri,
seperti cemas, gelisah, mudah tersinggung, menggigil, atau bermimpi
menggunakan internet.
• Mengakses internet lebih lama dari yang diniatkan pada awalnya.
• Kegiatan penting menjadi berkurang demi menggunakan internet.
• Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terganggu karena penggunaan
internet.
• Internet digunakan sebagai alat untuk melarikan diri.
• Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.
FAKTOR ETIOLOGI TERJADINYA ADDICTION
1. Cognitive-behavioral model
Peningkatan yang pesat dalam penggunaan internet mengakibatkan
penggunaan menjadi bermasalah, bahkan menjadi penyimpangan untuk beberapa
individu yang berupa kecanduan. Masalah yang memiliki korelasi yang erat dengan
penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan internet adalah ketidakmampuan untuk
berhenti mengakses internet, menghabiskan waktu semakin lama dengan internet, dan
perasaan rindu atau cemas ketika tidak menggunakan internet.
Cognitive-behavioral model mengenai IAD mendefinisikan penggunaan
internet secara sehat, seperti penggunaan internet untuk tujuan yang jelas dan dengan
jangka waktu yang dianggap wajar dalam kondisi tertentu.
Davis (2001) mengusulkan Pathological Internet Use (PIU) dengan
pendekatan cognitive-behavioral model, yang menekankan pikiran / kognisi individu
sebagai sumber utama perilaku abnormal. Davis menetapkan bahwa gejala kognitif
PIU bersifat serupa dengan dasar teori kognitif depresi, di mana menyebabkan gejala
emosional.
2. Neuropsychological Model
Seorang individu akan diklasifikasikan sebagai pecandu internet saat
memenuhi salah satu dari tiga gejala berikut:
• Merasakan bahwa lebih mudah mengaktualisasikan diri secara online
dibanding secara nyata.
• Mengalami dysphoria dan tertekan setiap tidak ada waktu untuk mengakses
internet / akses internet rusak.
• Menyembunyikan penggunaan internet kepada keluarga / orang terdekat.
3. Situational factor
Faktor situasional juga memiliki peran dalam berlangsung / dimulainya
kecanduan internet, seperti di saat memiliki masalah dalam kehidupan nyata
(perceraian, kematian, dll), individu akan menyerap diri dalam dunia maya untuk
mengalihkan perhatiannya, di mana hal ini dapat terjadi secara terus menerus.
4. Compensation theory
Dalam psikologi, kompensasi diartikan sebagai sebuah strategi untuk
menutupi kekurangan baik nyata / khayalan, dan inferioritas pribadi / fisik.
Kompensasi yang positif dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesulitannya.
Namun, kompensasi negatif bersifat sebaliknya. Ada dua jenis kompensasi,
overcompensation ditandai dengan target keunggulan, upaya untuk berjuang, dan lainlain.
Dan undercompensation yang mencakup permintaan untuk bantuan, menutup
diri, dan takut untuk hidup.
JENIS-JENIS ADIKSI
Terdapat juga jenis-jenis dari IAD yang diambil dari Kimberly S. Young, et.
al. (2006), antara lain:
• Cyber-sexual addiction à kecanduan kepada hal-hal yang bersifat seksualitas
yang tersaji secara eksplisit, juga terlibat dalam pengunduhan dan distribusi
gambar-gambar khusus orang dewasa.
• Cyber-relationship addiction à individu yang kecanduan untuk ikut dalam
layanan chat room dan seringkali menjadi terlalu terlibat dalam hubungan
pertemanan online, bahkan terikat dalam perselingkuhan virtual.
• Net compulsions à kecanduan perjudian, belanja, dan perdagangan online.
• Information overload à mengacu pada web surfing yang bersifat kompulsif.
• Computer addiction à bermain game komputer yang bersifat obsesif.
Referensi:
Young, Kimberly S. 1999. Internet Addiction: Symptoms, Evaluation, and Treatment.
Innovations in Clinical Practice Vol. 17. Sarasota, FL: Professional Resource Press.
Demetrovic, Zsolt, et.al. 2008. The three-factor model of Internet addiction: the
development of the Problematic Internet Use Questionnaire.
http://ldysinger.stjohnsem.edu/@books/Gackenbach_Internet/06_internetaddiction.
htm
http://www.ritahanjaya.com/2013/11/internet-addiction-faktor-etiologi.html
http://cdn.intechopen.com/pdfs/31830/InTech-
Internet_addiction_and_its_cognitive_behavioral_therapy.pdf
https://sharfinajusticia.wordpress.com/2013/11/22/adiksi-media-sosial-twitter/
2PA04 - Tugas 1 - Kelompok 5 - Psikologi dan Internet dalam Lingkup Intrapersonal 3
NPM
|
NAMA
|
JOBDESK
|
URL
|
10515654
|
Anastasia Deanira R.
|
Searching
| http://anastasiadeanr14.blogspot.co.id |
13515663
|
Karinta Oktavia H.
|
Searching, editing
| http://kavyashrxx.blogspot.com |
14515234
|
Moch. Hesrian Z.
|
Searching
| https://hesrianzulyana.wordpress.com |
14515737
|
M. Reza F.
|
Searching
| http://mfahlevi.blogspot.co.id |
16515798
|
Tadashi Y.S
|
Searching
| http://tadashashi.blogspot.co.id |