20 Apr 2016

Studi Kasus Teknologi di Bidang Transportasi

WHAT ?

A.   Latar belakang

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.  Di bidang teknologi pun berkembang pesat. Baik teknologi informasi, komunikasi, maupun transportasi. Sehingga orang dapat berhubungan melewati batas-batas Negara dan disamping itu terdapat pula dampak positif dan negatifnya. Lebih lanjut dampak positif dari perteknologian adalah :

1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2. Produktivitas dunia kerja meningkat
3. Kemudahan akses informasi yang dinamis dan berkembang setiap harinya
4. Peningkatan mobilitas social maupun dari kalangan menengah dan
5. Meningkatkan lapangan pekerjaan dengan berbasis teknologi
6. Komunikasi yang lebih mudah dan praktis
7. Maupun kemajuan teknologi di bidang komunikasi, informasi, industry, transportasi dll.

            Tetapi, dari segala kelebihan tersebut teknologi juga mempunyai kekurangan dan dampak negatifnya, karena tidak selalu akan berjalan baik seperti halnya :

1. Penyalahgunaan informasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
2. Tidak terkontrolnya penggunaan teknologi, sehingga terjadi kemalasan dan pemborosan  
     Ekonomi
3. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh para teroris
4. Cyber crime atau penyalahgunaan pemakaian teknologi di dunia maya (social media)
5. Melakukan tindakan kejahatan dengan teknologi-teknologi
6. Bertambahnya angka pengangguran karena mengalami culture lag atau ketidaksanggupan
    mengikuti perkembangan teknologi IPTEK

Karena itu pada masalah ini akan dibahas lebih lanjut dampak teknologi terhadap bidang transportasi.


B.    Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Transportasi

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen
Teknologi transportasi itu sendiri adalah teknologi yang mampu mendukung pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara
Dan di zaman yang modern ini, perkembangan teknologi setiap harinya akan terus berkembang pesat seolah – olah manusia tidak akan pernah puas dengan hasil yang dicapainya. Ketika satu tujuan sudah terlaksanakan dengan baik, akan ada lagi inovasi yang terus berkembang demi tercapainya rasa kepuasan itu sendiri dan demi masyarakat banyak tentunya. Terutama pada bidang transportasi, yang pada dasarnya merupakan alat atau jasa kendaraan untuk berpergian kemanapun, dan ketika dipadukan dengan teknologi akan sangat bermanfaat dan lebih memudahkan pengguna konsumen tentunya dalam mengakses suatu kendaraan transportasi, seperti misalnya pada kendaraan taksi (BlueBird), GrabCar, Go-Jek, Uber dll. Dan setiap fasilitas kendaraan itupun memiliki kelebihan dan kekurangannya, apa jadinya jika dari salah satu pihak seperti taksi (BlueBird) tidak terima dengan inovasi dari teknologi tersebut (GrabCar dan Uber), dan malah menuntutnya ? dimana letak kesalahannya ? mari bahas lebih lanjut.

WHY ?

C.   Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Transportasi

Pokok permasalahan

Lantas, mengapa fenomena tersebut terjadi ? Sebenarnya, terjadi perbedaan cara pandang di kedua pihak. Di pihak pengemudi taksi konvensional, mereka merasa dirugikan. Pertama, taksi konvensional terdaftar secara resmi di dinas perhubungan, sehingga berhak mendapat plat kuning, tanda angkutan umum sedangkan taksi berbasis aplikasi menggunakan kendaraan biasa,  yang bukan untuk angkutan umum. Kedua, dengan mereka resmi sebagai angkutan umum, mereka pun berkewajiban membayar pajak yang berbeda dengan pengguna plat hitam, plat kendaraan biasa, yang juga digunakan oleh taksi berbasis aplikasi. Ketiga, taksi konvensional menggunakan metode menunggu penumpang, sedangkan taksi berbasis aplikasi menjemput penumpang. Keempat, yang paling krusial, adalah perbedaan tarif, tarif taksi konvensional jika dibandingkan dengan tarif taksi berbasis aplikasi berbeda jauh. Terakhir, ini adalah masalah adaptasi terhadap teknologi yang diambil peluangnya oleh pengguna taksi berbasis aplikasi, dan belum digarap dengan baik oleh pihak pengelola taksi konvensional.

Modernisasi Teknologi

Modernisasi Seorang ahli sosiologi, Peter Barger mengemukakan ada empat karakeristik modernisasi. Antara lain :

Pertama, penurunan kondisi masyarakat kecil dan tradisional. Pada kasus ini, pihak yang disebut sebagai masyarakat tradisional adalah pengemudi taksi konvensional. Mereka menunggu penumpang, atau menunggu ditelepon oleh penumpang untuk dijemput di tempatnya. Padahal, masyarakat ibukota saat ini, sudah sangat terkoneksi dengan baik pada akses internet dan mulai meninggalkan penggunaan telepon 

Kedua, berkembangnya pilihan individu. Pada kasus ini, pilihan individu menjadi berkembang. Dengan munculnya aplikasi seperti Go-Jek, Uber, dan Grab, pilihan masyarakat untuk pergi menjadi lebih banyak. Tentunya, masyarakat akan melihat dari segi efektivitas dan efisiensi. Pilihan pun akhirnya jatuh kepada yang lebih murah dan mudah. Tarif yang ditawarkan lebih murah, sedangkan pengguna pun bebas mau dijemput dari mana saja.         

Ketiga, meningkatnya keragaman sosial. Pada kasus ini, keadaan sosial masyarakat berubah. Jika pada masa sebelumnya, dengan pilihan yang terbatas, masyarakat menggunakan kendaraan umum tersebut. Namun, dengan semakin bertambahnya pilihan, opsi yang dapat masyarakat pilih semakin beragam. Modernisasi akan membawa masyarakat pada pilihan yang rasional, tidak lagi berdasarkan gengsi operator taksi, namun lebih kepada kemudahan dan harga.    
    
Keempat, orientasi pada masa depan dan perhatian pada waktu. Dalam isu ini, terlihat bahwa masyarakat semakin peka terhadap arus informasi. Hal inilah yang ditangkap para inventor, yang kebanyakan anak muda, dengan memanfaatkan potensi yang ada. Potensi yang dilihat sebenarnya sederhana, dengan semua orang, khususnya eksekutif muda ibukota menggunakan telepon pintar, mereka pasti terhubung dengan internet. Internet pun menjadi solusinya. Apalagi sistem operasi telepon pintar dapat memfasilitasi untuk pembuatan aplikasi-aplikasi baru. Dibuatlah aplikasi yang terhubung dengan internet. Internet dipandang sebagai jawaban atas kebutuhan masa kini hingga beberapa waktu ke depan. Apalagi, dengan semua solusi yang dapat diraih hanya dengan sentuhan di telepon pintar, masalah waktu dapat teratasi.

Perubahan Sosial terhadap Teknologi Transportasi

Menurut seorang Sosiolog, Mascionis, terdapat empat karakter utama perubahan sosial. Pertama, perubahan sosial terjadi sepanjang waktu. Pada masa lalu, transportasi umum yang paling laku adalah delman dan becak. Kemudian berkembang dengan adanya bajaj dan bus kota. Lalu, masyarakat mencari sesuatu yang lebih nyaman, muncullah taksi. Kini, masyarakat ibukota lebih mementingkan kecepatan seiring dengan kemacetan yang semakin parah, muncullah Go-Jek dan Grab. Ini sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, karena akan terjadi sepanjang waktu berdasarkan kondisi masyarakat.      
   
Kedua, perubahan sosial terkadang dapat diketahui, namun seringkali tidak direncanakan. Sebenarnya, munculnya angkutan umum berbasis aplikasi sudah dapat diprediksi dengan semakin meningkatnya pengguna telepon pintar. Namun demikian, ketika hal ini semakin masif terjadi seperti saat ini, perubahan menjadi tidak terencana. Pengemudi yang kurang tanggap pun pada akhirnya hanya bisa meluapkan kekesalannya dengan marah dan berdemonstrasi.     

Ketiga, perubahan sosial selalu kontroversial. Kasus ini menimbulkan kontroversi di masyarakat. Banyak kalangan yang mendukung taksi konvensional, namun tidak sedikit pula yang kontra. Pada masa lalu, sebenarnya bukan belum pernah terjadi yang semacam ini.
Keempat, suatu perubahan sosial lebih menonjol dibanding yang lainnya. Pada masalah ini, perubahan sosial dalam bidang transportasi terlihat menonjol. Padahal, hal ini disebabkan oleh revolusi informasi dan komunikasi. Perubahan besar dalam teknologi informasi dan komunikasi membuat banyak dampak. Salah satunya, di dalam transportasi umum.

HOW ?

D.   Cara Menyikapi terhadap Kesenjangan Teknologi Transportasi

Solusi

Kini, dengan adanya fenomena ini tidaklah bijak jika mencari pihak yang salah. Kalaupun ada pihak yang harus disalahkan, maka semua akan menjadi pantas untuk disalahkan. Mengapa? Pihak taksi konvensional salah karena tidak tanggap dengan perubahan zaman, belum lagi kesalahan dalam demonstrasi yang berujung anarki. Pihak penyedia transportasi berbasis aplikasi salah juga karena tidak mengikuti peraturan yang berlaku, juga mereka tidak menyediakan harga yang berkeadilan dengan pesaing yang sudah lama ada. Pemerintah pun juga menjadi salah, karena tidak tanggap dalam melihat fenomena yang ada di masyarakat, dengan belum menyediakan peraturan yang dapat mengakomodir dan menertibkan konflik yang ada.       

             Maka, sebenarnya solusinya tinggalah jawaban dari kesalahan semua pihak ini. Pihak taksi konvensional sudah harus lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi, buatlah layanan yang sama dengan membuat aplikasi yang menarik. Pihak penyedia transportasi berbasis aplikasi, sebaiknya menggunakan plat kuning, juga tidak memberikan harga yang terlampau jauh dengan yang sudah ada sehingga persaingan menjadi sehat. Pemerintah, sudah selayaknya membuat peraturan, dan memastikan bahwa persaingan yang ada terjadi secara sehat dan tidak ada ‘adu modal’ yang merupakan ciri kapitalisme dan bertentangan dengan ekonomi kerakyatan. Terakhir, masyarakat akan dengan mudah memilih dengan cerdas apa yang mereka hendak gunakan. Meski demikian, sudah sepatutnya ini membuka mata kita bahwa kita berada pada masa modernisasi yang membuahkan suatu perubahan sosial di masyarakat. Kalau urusan rezeki, tidak perlu dirisaukan. Karena jutaan orang pun mencari rezeki di ibukota kita tercinta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar