6 Nov 2018

#SIP Artificial Intelligence dan Expert System


1.      SEJARAH ARTIFICIAL INTELLIGENCE & EXPERT SYSTEM

Ø ARTIFICIAL INTELLIGENCE



           AI (Artificial Intellingence) atau bisa disebut juga sebagai kecerdasan buatan yang didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika. Menurut Suyanto (2007) Kecedasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan symbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau berdasarkan jumlah aturan.

           Lalu pada awal abad 17, René Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram.Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan fondasi untuk jaringan saraf.

           Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan "Turing test" sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.

           Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan saraf sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.

Ø   EXPERT SYSTEM

      


ES (Expert System) atau bisa disebut juga Sistem Pakar, adalah suatu program komputer yang merupakan salah satu bagian dari Artificial Intellegence yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik atau system yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke program komputer , agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Menurut Ignizio (1991) sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan dalam suatu domain tertentu yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seseorang pakar.
           Expert System pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI (Artificial Intellegence) pada pertengahan tahun 1956. Sistem Pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell dan Habert A. Simon.Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL oleh E.Feigenbauh dari Universitas Stanford dan kemudian diikuti oleh MYCIN.
Awal tahun 1980-an, teknologi Sistem Pakar yang mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersial, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric). Sistem Pakar dari tahun ketahun selalu mengalami perkembangan sampai saat ini.

2.      HUBUNGAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE & KOGNISI MANUSIA



Beberapa program komputer Artificial Intelligence bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang mendetil, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia.

Seperti yang ditampilkan dalam table perbandingan komputer tipe Von Neumann dengan otak, jadi tidak aneh jika para ilmuwan menghentikan pekerjaan mereka. Mereka bekerja dengan jenis mesin yang salah. untuk membuat komputer lebih mirip otak baik dalam struktur maupun prosesnya. Sistem jaringan neuron, model-model PDP, dan hubungannya telah menggoda ilmuwan untuk menemukan prinsip komputerisasi yang memerintah jaringan neuron pada sistem saraf manusia. Mereka melakukannya dengan cara yang tampak sangat abstrak. Unit mewakili neuron, tetapi mengikuti tingkah laku neuron, yaitu bahwa unit bisa dipasangkan dengan unit yang lain. Hubungan diantara mereka bisa menguat atau melemah, lalu stabil dan seterusnya.

Sebuah konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron pada otak manusia yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infrastruktur otak) yang menghubungkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman. Seperti halnya pada komputer atau Artificial Intelligence yang menggunakan sistem kecerdasan buatan pada jaringan sistem yang dibuat oleh kognisi manusia.

3.      EXPERT SYSTEM
v  ELIZA
Adalah program komputer pemrosesan bahasa alami awal yang dibuat dari 1964 hingga 1966 di MIT Artificial Intelligence Laboratory oleh Joseph Weizenbaum. Diciptakan untuk menunjukkan keterbatasan komunikasi antara manusia dan mesin, Eliza menyimulasikan percakapan dengan menggunakan 'pencocokan pola' dan metodologi substitusi yang memberi pengguna ilusi pemahaman pada bagian program, tetapi tidak memiliki kerangka kerja untuk mengkontekstualisasikan suatu peristiwa.
v  FARRY
Parry adalah Sistem Pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid. Program ini juga menjalankan model mentahan dari prilaku schizophrenia paranoid berdasarkan konseptualisasi dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program lanjutan dari Eliza
v  NET TALK
Net Talk atau Connectionism adalah sebuah gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai “jaringan syaraf”). Jaringan syaraf disederhanakan model otak terdiri dari sejumlah besar unit yang bersama-sama dengan bobot untuk mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini berat efek dari sinaps yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti pengenalan wajah, membaca, dan deteksi struktur gramatikal sederhana.


REFERENSI : 
1.    Suyanto. 2007. Artificial Intelligense (Searching, Reasoning, Planning, and Learning). Bandung : Informatika.
2.     Ignizio, (1991). Pengertian Sistem Pakar. Jakarta : Erlangga,
3.     https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
6.     Stair, R. (2010). Principles of Information Systems, Ninth Edition. Course Technology, United States of America.: Cengage Learning:


5 Nov 2018

#SIP SIM dan SPK


1.      DEFINISI SIM DAN SPK



a). SIM ( Sistem Manajemen Informasi ) yang dimaksut SIM secara umum adalah suatu sistem yang dipakai dalam pengolahan dan pengorganisasian data serta informasi yang mempunyai kebermanfaatan dan digunakan sebagai pendukung keberjalanan tanggung jawab atau tugas suatu organisasi. Hasil dari SIM umumnya selalu menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dalam sebuah organisasi. Dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen, berbagai macam pekerjaan yang ada hubungannya dengan analisis manajemen selalu dapat diselesaikan dengan cepat.
Menurut Jorgiyanto H. (1999) SIM adalah suatu sistem yang berisi kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan infomasi yang berguna untuk semua tingat manajemen dalam kegiatan perencanaan maupun pengendalian suatu sistem. Sedangkan menurut M. Scott (2001) menjelaskan bahwa SIM ini adalah kumpulan sistem yang terkoordinasi dan bersifat rasional. Sistem tersebut bekerja untuk mengolah data menjadi sebuah informasi yang berharga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu system yang digunakan sebagai data informasi berdasarkan kumpulan-kumpulan system yang kemudian diolah dan digunakan untuk mengambil sebuah keputusan dalam sebuah organisasi.

b). SPK ( Sistem Penunjang Keputusan ) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Menurut Little (1970) Sistem Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. Pendapat lain dikemukakan oleh Moore dan Chang (1980) menjelaskan bahwa sistem penunjang keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Raymond M (1998) juga mendefinisikan sistem penunjang keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat semi-terstruktur.
Dari definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK) bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat

2.      KONSEP SIM DAN SPK

a). KONSEP SIM
Pengintegrasian sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari sistem Informasi Manajemen. Berbagi sistem dapat saling berhubungan satu dengan yang lain dengan berbagai cara yang sesuai dengan keperluannya. Aliran informasi diantara sistem sangat bermanfaat bila data dalam file suatu sistem diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output suatu sistem menjadi input bagi sistem lainnya.
Sistem Informasi memiliki 3 (tiga) unsur atau kegiatan utama, yaitu :
1.   Menerima data sebagai masukan ( input)
2. Memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain.
3.   Memperoleh informasi sebagai keluaran (output).
Prinsip ini berlaku baik untuk sistem informasi manual, elektromekanis maupun komputer. Data Informasi Input output Pemrosesan
 
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi dan memproses data, dan kemudian mengubahnya menjadi informasi.

                   b). KONSEP SPK
    SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.
     System pendukung keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari sistem informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu SPK yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, danmodel bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.


     Gambaran Konsep SPK menurut Herbert A. Simon :
1.      Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
2.     Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap diatas.
3.    Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap

3.      MODEL SIM DAN SPK

a). MODEL SIM


Komponen model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Terdapat tiga kegunaan model diantaranya :
a. Mempermudah Pengertian
Suatu model pasti lebih sederhana daripada entitasnya. Entitas lebih mudah dimengerti jika elemen-elemennya dan hubungannya disajikan secara sederhana.
b. Mempermudah Komunikasi
Suatu model digunakan karena pada umumnya setelah pemecahan masalah manajer akan mengkomunikasikan baik hasil maupun keputusan kepada pihak-pihak yang terhubung, maka model system sangat dugunakan agar mempermudah jalur komunikasinya.
c. Memperkirakan Masa Depan
Khususnya dalam model matematika, model ini dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan,namun tidak seratus persen akurat. Karena banyak data yang dimasukkan ke dalam model biasanya didasarkan atas berbagai asumsi, manajer juga harus menggunakan pertimbangan dan intuisi untuk mengevaluasi model.

b). MODEL SPK


Adalah cara sederhana untuk memandang suatu masalah. Sebagai suatu representasi (penggambaran) atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati) dari suatu sistem nyata. Sistem nyata yaitu system yang sedang berlangsung dalam kehidupan, sistem yang menjadi titik perhatian dan dipermasalahkan.
Terdapat empat jenis model, yaitu :
v  Model Fisik. Merupakan gambaran tiga dimensi entitasnya.
v  Model Naratif. Merupakan gambaran entitas dengan kata-kata yang terucap atau tertulis.
v  Model Grafis. Merupakan gambaran entitas dengan abstraksi garis, simbol ataubentuk.
v  Model Matematis. Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan untuk menghitung EOQ.

4.      PERANAN SIM DAN SPK DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI BIDANG PSIKOLOGI

Pemecahan Masalah (problem solving) terdiri atas respons terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau yang dapat membahayakan perusahaan, atau yang bermanfaat atau dapat memberi manfaat. Seperti halnya pada Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan data informasi yang disimpan  pada suatu instansi atau lembaga psikologi bila system informasi manajemennya dapat diolah dengan baik, maka hasilnya akan baik.
Begitu pula dengan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dengan pembuatan keputusan (decision making) yang tepat, maka hasilnya pun akan baik. Yaitu dengan tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi yang dihadapkan. Seperti pada tahapan pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon. Yaitu :
1.                  Tahap pemahaman (intelegenci phace). Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2.                  Tahap perancangan (Design Phace). Proses pengembangan dan pencarian alternative tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.           Tahap pemilihan (Choice Phace) pemilihan terhadap diantara berbagai alternative solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan criteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan di capai. Tahap Implementasi (implementation Phace) penerapan terhadap rancangan system yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternative tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.


REFERENSI :
1.  Jogiyanto Hartono, (1999). Analisis & Desain Sistem Informasi.  Yogyakarta:  Andi.
2.   Little, J. D. C. (1970). Models and managers: the concept of a decision calculus. Management Science.
3.  Moore, J. H., dan Chang, M. G. (1980). Design of Decision Support Systems, Data Base, Vol. 12, No. 1 dan 2.
4.  Raymond, M. (1998). Management Information system 7th edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc.
5.   M.Scott, G. (2001). Prinsip-prinsip Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
7. Mutia, I. (2004). Konsep sistem informasi manajemen. Fakultas Ekonomi (Universitas Sumatera Utara). Skripsi
8.   http://www.infodanpengertian.com/2015/04/pengertian-sistem-pendukung-keputusan.html#

4 Nov 2018

#SIP DATABASE



A.    DATABASE

1.      DATABASE


Dalam pengambilan keputusan, baik dalam operasional sehari-hari, maupun dalam perencanaan strategis ke masa depan. Proses pengambilan keputusan harus dilandasi oleh data dan informasi yang tepat waktu dan tepat isi agar keputusan yang diambil tepat sasaran. Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu basis-data (database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan pengamanannya dapat dilaksanakan secara effektif dan effisien diperlukan manajemen data, sehingga suatu informasi tersebut dapat menjadi informasi yang tepat guna, tepat waktu, akurat dan relevan.
Sejak zaman dulu kala basis data sudah menjadi fokus yang utama dalam pengaplikasian kehidupan sehari-hari. Pada awal tahun 1960, Charles Bachman di perusahaan General Electric mendesain generasi pertama DBMS (Database Management System) yang disebut sebagai penyimpanan data terintegrasi. Bachman kemudian menerima ACM Turing Award (Penghargaan Nobel pada bidang ilmu komputer) di tahun 1973. Dan pada akhir tahun 1960 IBM mengembangkan system manajemen informasi (Management Information System).
Pada dunia database PC, dBASE produksi Ashton State adalah produk yang paling banyak dikenal dan merupakan produk yang menguasai pasar paling besar. Untuk mendapatkan pengakuan pasar, produk baru dari Microsoft ini membutuhkan sesuatu untuk mendapatkan pengakuan dari komunitas pengguna dBASE yang cukup besar. Salah satu cara untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah dengan menggandeng langsung pembuat dBASE Ashton Tate.
Pada tahun 1985, Dengan ditemukannya pemorgraman berorientasi objek, diusulkan OODBMS. Produk ini hanya meraih kesuksesan yang kecil secara komersial, terutama karena keunggulannya tidak menjustifikasi biaya mengkonversi miliaran byte data organisasi ke format baru. Saat ini masih dalam tahap pengembangan. Dan pada tahun 1995 Database menjadi komponen kunci dari aplikasi internet. Popularitas internet meningkat kebutuhan dan permintaan akan keahlian database meningkat.

2.      KONSEP DATABASE


DBMS (Data Base Management System) yakni perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan database. Secara fungsi, data base management system atau dbms mempunyai fasilitas mengintegrasikan, terhubung, merekayasa dan memelihara basis data. Menurut Chou (1989) database ialah kumpulan informasi yang bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam tatacara yang khusus.
DBMS adalah perangkat lunak yang menangani semua akses terhadap database dan menyediakan user interface terhadap sistem database. Beberapa fungsi yang disediakan oleh DBMS ini antara lain:
• Mengatur dan mengontrol data dalam jumlah yang besar.
• Melakukan backup, recovery, dan logging terhadap database.
• Menyederhanakan dan memperluas database security.
• Melakukan pemeriksaan terhadap integritas data.

3.      STRUKTUR DATABASE

Database adalah struktur penyimpanan data. Database juga merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasikan. Untuk menambah, mengakses dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah database komputer diperlukan sistem manajemen database (Kustiyaningsih, 2011). Seperti pada gambar di atas. 

4.      KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN DATABASE
Kelemahan :
v  Penanganan proses recovery & backup sulit
v  Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait  
v  Data Base Management System (DBMS) kerap membutuhkan kemampuan penyimpanan primer serta sekunder yang semakin besar dari pada yang dibutuhkan oleh program aplikasi lain
Keuntungan :
v  Administrasi keseragaman data 
v  Memerlukan sedikit memory untuk penyimpanan data.
v  Kebebasan data serta akses yang efisien

5.      PERANAN DATABASE (DBMS) DALAM BIDANG PSIKOLOGI
Database merupakan bentuk penyimpanan data dari perangkat keras komputer yang berisi informasi-informasi data yang saling berhubungan. Atau bisa disebut juga kumpulan data mekanis  yang terhubung dan disimpan pada suatu media dan dapat dikontrol dengan cara tertentu tergantung pada program yang digunakannya.
Dalam bidang psikologi peranan database sangat berpengaruh terhadap prosedur atau tata cara dalam melakukan suatu kegiatan yang berkaitan di bidang psikologi, seperti contoh pada peranan Psikoterapis, database/DBMS berperan dalam menyimpan data client yang akan diterapis dan menentukan terapi yang akan digunakan kepada client guna memberikan pelayanan yang tepat dan akurat berdasarkan data yang ada. Contoh lain adalah saat seorang Psikolog menggunakan alat test, dengan prosedur tertentu dan database yang disimpan berdasarkan penggunaan alat test maka, DBMS atau database sangat berperan dalam menentukan keakuratan suatu alat test, dan tidak bisa sembarangan karena terdapat ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi yang terdapat pada database alat test tersebut.   

REFERENSI :

Chou. & George, T. (1989). DBASE III. Jakarta : Erlangga.
Kustyaningsih, Y. (2011). Pemograman basis data Berbasis web menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu
https://kasmadteam.wordpress.com/konsep-dbms/